Kec. Peureulak

Kecamatan

Peureulak

Peninggalan sejarah di wilayah Peureulak yang diunggah acehhistorytrailmap berkaitan dengan masuk dan berkembangnya kesultanan Perlak. Kesultanan Perlak didirikan oleh Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah. Makam Sultan terletak di Desa Bandrong, kemukiman Bandar khalifah, Kecamatan Peureulak.

Kesultanan Perlak berkembang karena aktifitas perdagangan. Selain perdagangan, komoditas unggulan lainnya adalah lada. Kegiatan budidaya lada di Perlak diketahui dari catatan perjalanan Ma Huan, seorang penerjemah muslim Cina dalam ekspedisi maritim laksamana kekaisaran Dinasti Ming, Cheng Ho pada abad ke-XV M.

Kesultanan Perlak menggunakan sungai sebagai basis kehidupan. Sungai Peureulak adalah inti atau pusat kehidupan kesultanan dan masyarakatnya. Dari sungai ini, dibangun basis inti permukiman, lokasi bandar (pelabuhan) Peureulak tempat aktivitas dan rute menuju ke hulu melakukan eksplorasi mencari lada.

Selain itu, peninggalan sejarah makam putri Nurul’ala yang terletak di kecamatan Ranto Peureulak, memiliki keterkaitan dengan sejarah dan perkembangan kesultanan Perlak. Sementara itu, peninggalan sejarah lainnya di Peureulak adalah masjid Tualang di gampong tualang dan kompleks pemakaman Tengku Chik Peureulak (1751 M).

Makam Putri Nurul A’la

Makam Putri Nurul A’la terletak di Desa Seumanah Jaya, dekat dengan aliran sungai. Pada bagian nisan makamnya terdapat ukiran yang sudah mulai memudar.Â

Makam Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah

Pada masa lampau Kesultanan Bandar Khalifah Perlak memiliki luas wilayah dari Kuala Beukah hingga Semanah Jaya

Masjid Baiturrahim

Pembangunan pertama masjid ini menggunakan bahan kayu tualang yang banyak terdapat pada bekas lahan yang dipakai untuk mendirikan Kuta Tualang.