Makam Munyang Bunin

Sumber: Dokumentasi tim Peneliti, 2024

Makam Munyang Bunin terletak di Desa Bunin, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur. Munyang Bunin adalah tokoh legendaris yang memiliki peranan penting dalam sejarah dan perkembangan budaya masyarakat Bunin. Nama Bunin sendiri terkait dengan seorang tokoh terkemuka, Syekh Banian, yang juga dikenal dengan nama Munyang Bunin. Masyarakat Bunin (Serbajadi) percaya bahwa Munyang Bunin adalah pendahulu mereka yang pertama kali membangun Gampong (wilayah) Bunin. Meskipun tidak ada catatan pasti mengenai kapan tepatnya Bunin didirikan, diperkirakan pembangunan daerah ini terjadi pada masa Kerajaan Linge yang sudah berdiri sejak sekitar tahun 1025.

Munyang Bunin diyakini berasal dari Timur Tengah, tepatnya dari wilayah yang dikenal dengan nama Banian, yang dalam tulisan Arab bisa dibaca sebagai “Bunun” atau “Bunin”. Ia datang ke Aceh Tengah (Linge) bersama beberapa orang, termasuk saudaranya, Syekh Merah Habok, dengan tujuan menyebarkan agama Islam. Karena Islam sudah berkembang di Linge, Munyang Bunin memutuskan untuk mendakwahkannya ke wilayah lain. Untuk menentukan tujuannya, Syekh Banian melemparkan tongkat bambu yang kemudian ditemukan di Bunin, menandakan bahwa tempat tersebut adalah tujuannya.

Ketika Munyang Bunin dan pengikutnya tiba di Desa Bunin, mereka mulai membuka dan mengembangkan daerah tersebut. Kisah-kisah tentang Munyang Bunin dituturkan dari generasi ke generasi melalui cerita-cerita dari wilayah Linge (kerajaan yang pernah didirikan oleh suku Gayo di wilayah Dataran Tinggi Gayo). Sampai saat ini, keturunan Munyang Bunin masih ada dan mereka menjadi khadam (penjaga makam) di makam Munyang Bunin. Tidak ada yang boleh menjadi khadam di makam Munyang Bunin selain dari keturunan langsung Munyang Bunin, menandakan pentingnya garis keturunan dalam menjaga warisan dan tradisi tersebut.

Di wilayah Serbajadi, terdapat beberapa makam munyang (nenek moyang), namun hanya di makam Munyang Bunin yang khadam-nya harus berasal dari keturunan langsung. Ini menunjukkan bahwa Munyang Bunin memiliki posisi yang sangat istimewa dan dihormati di antara tokoh-tokoh lainnya.

Makam Munyang Bunin saat ini digunakan oleh masyarakat setempat untuk melepaskan hajat dengan membuat kenduri. Tradisi ini menunjukkan betapa pentingnya makam tersebut dalam kehidupan sosial dan spiritual komunitas. Masyarakat dari berbagai daerah sering datang ke makam ini untuk berdoa dan mengambil berkah.

Makam Munyang Bunin berada di lingkungan yang dijaga dengan baik oleh keturunannya. Meski demikian, seperti banyak situs bersejarah lainnya, makam Munyang Bunin menghadapi tantangan dalam hal pelestarian.

Secara keseluruhan, keberadaan Makam Munyang Bunin tidak hanya penting dalam sejarah lokal di wilayah tersebut, tetapi juga penting dalam membentuk identitas dan budaya masyarakat Bunin yang ada hingga sekarang. Kisah dan warisan munyang Bunin terus hidup melalui keturunannya yang setia menjaga makamnya serta melalui kisah-kisah yang tetap diceritakan di tengah masyarakat hingga saat ini.

Gallery

Lokasi

Tags

Bagikan